Tabrakan Kapal Kontainer di Baltimore: Jembatan Runtuh dan Kontroversi Pemilik Kapal
Internasional

Tabrakan Kapal Kontainer di Baltimore: Jembatan Runtuh dan Kontroversi Pemilik Kapal

Mar 28, 2024

Kejadian tragis terjadi di Baltimore pada pagi Selasa, 26 Maret 2024, ketika Jembatan Francis Scott Key runtuh setelah kapal kontainer bernama Dali menabrak tiang penopangnya. Akibatnya, kendaraan yang melintas jatuh ke sungai. Kapal ini sedang dalam perjalanan ke Kolombo, Sri Lanka, membawa 22 awak kapal.

Dilansir dari CBS News, Dali dimiliki oleh Grace Ocean Private, sebuah perusahaan berbasis di Singapura. Meskipun saat tabrakan kapal sedang disewa oleh perusahaan Denmark Maersk, tanggung jawab atas insiden kecelakaan biasanya ditanggung oleh pemilik kapal.

Ternyata, Grace Ocean Private memiliki sejarah kontroversial. Ada catatan pelanggaran tenaga kerja di mana beberapa awak kapalnya tidak dibayar penuh selama berbulan-bulan. Otoritas pelabuhan di Callao, Peru, bahkan menahan salah satu kapalnya karena tunggakan gaji awak kapal. Direktur Eksekutif Operations for The Authority, Michael Drake, menyebut perilaku semacam ini sebagai pelanggaran serius terhadap Konvensi Perburuhan Maritim.

Selain itu, ada dugaan bahwa kelelahan awak kapal menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Dalam inspeksi sebelumnya, kapal ini ditemukan memiliki kekurangan pada mesin dan kerusakan pada alat pengukur. Hasil inspeksi di Antwerp, Belgia, bahkan menemukan kerusakan pada lambung kapal yang membuatnya kurang layak berlayar.

Insiden ini menyoroti pentingnya penegakan peraturan keselamatan kapal dan perlindungan hak-hak awak kapal. Perusahaan-perusahaan pelayaran harus bertanggung jawab atas keamanan kapal mereka serta kesejahteraan awak kapalnya, demi mencegah insiden serupa di masa depan.

Selain itu, dampak sosial dan ekonomi dari kecelakaan ini juga besar. Tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian materiil, tetapi juga mengganggu lalu lintas transportasi dan aktivitas perekonomian di wilayah tersebut. Penutupan pelabuhan yang disebabkan oleh insiden ini menyebabkan penundaan lalu lintas kapal, yang pada gilirannya dapat mengganggu rantai pasokan global.

Pemerintah dan otoritas maritim internasional juga harus memperketat pengawasan terhadap perusahaan pelayaran dan memastikan bahwa kapal-kapal yang berlayar mematuhi standar keselamatan yang ketat. Langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan, termasuk peningkatan pelatihan bagi awak kapal dan inspeksi rutin terhadap kondisi kapal.

Dalam konteks ini, peran lembaga internasional seperti Organisasi Maritim Internasional (IMO) menjadi sangat penting. IMO harus memperkuat regulasi dan standar keselamatan kapal serta memastikan implementasinya di seluruh dunia.

Sebagai masyarakat global, kita harus mengambil pelajaran dari kecelakaan ini dan berupaya bersama-sama untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut. Kita harus menjaga agar laut tetap menjadi jalur perdagangan yang aman dan berkelanjutan bagi semua.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *