Bahaya Konsumsi Minuman Manis Setiap Hari, Ahli Gizi Peringatkan Dampaknya pada Kesehatan
Kesehatan

Bahaya Konsumsi Minuman Manis Setiap Hari, Ahli Gizi Peringatkan Dampaknya pada Kesehatan

Agu 10, 2024

Minuman manis telah menjadi bagian dari rutinitas harian bagi banyak orang, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, kebiasaan ini membawa risiko kesehatan yang signifikan. Dr. Luciana Sutanto, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, menegaskan bahwa bahaya konsumsi minuman manis secara rutin terhadap kesehatan.

Bahaya Konsumsi Minuman Manis pada Kesehatan

Minuman manis, baik yang dikemas maupun yang dibuat sendiri, dapat meningkatkan asupan kalori secara drastis. Peningkatan ini berisiko memicu obesitas dan penyakit metabolik, seperti diabetes melitus, trigliserida tinggi, hipertensi, serta asam urat. Kondisi ini membuka jalan bagi berbagai penyakit serius lainnya.

Menyadari risiko tersebut, edukasi mengenai pola makan sehat menjadi sangat penting, terutama bagi anak-anak. Dr. Luciana menyarankan agar pengajaran pola makan seimbang dimulai sejak dini. Anak-anak perlu belajar untuk menghindari konsumsi minuman manis secara berlebihan. Dengan edukasi ini, masyarakat akan lebih memahami dan menghindari bahaya konsumsi gula berlebihan.

Peningkatan Kasus Diabetes di Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa 13 persen penduduk Indonesia kini menderita penyakit gula. Angka ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani. Lingkar pinggang yang melebihi 34 inci sering menjadi tanda tingginya kadar gula dalam tubuh. Oleh karena itu, jika ukuran celana jeans sudah di atas 34 inci, besar kemungkinan kadar gula dalam tubuh sudah tinggi.

Budi juga menyoroti tren peningkatan konsumsi gula pada anak-anak. Saat ini, semakin banyak anak yang harus menjalani cuci darah akibat gagal ginjal. Kondisi ini sering kali terkait dengan konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan. Karena itu, konsumsi gula yang tinggi pada usia dini harus diwaspadai agar tidak memicu penyakit kronis di kemudian hari.

Langkah Pemerintah Mengurangi Konsumsi Gula

Sebagai upaya untuk mengurangi risiko tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024. Peraturan ini bertujuan untuk menekan konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan di masyarakat. Di Jakarta, misalnya, tercatat 60 anak harus menjalani cuci darah akibat gagal ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kasus-kasus seperti ini sering dikaitkan dengan konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan.

Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih memperhatikan asupan gula harian. Mengurangi konsumsi gula tidak hanya membantu menjaga berat badan ideal, tetapi juga mencegah penyakit kronis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *